Yesaya 41:22-23
41:22 Biarlah mereka maju dan memberitahukan kepada kami apa yang akan terjadi!
Nubuat yang dahulu,
beritahukanlah apa artinya, supaya kami memperhatikannya, atau hal-hal yang akan datang,
kabarkanlah kepada kami, supaya kami mengetahui kesudahannya!
41:23 Beritahukanlah hal-hal yang akan datang kemudian, supaya kami mengetahui,
bahwa kamu ini sungguh allah; bertindak sajalah, biar secara baik ataupun secara buruk,
supaya kami bersama-sama tercengang
melihatnya!
Yesaya 43:19
43:19 Lihat, Aku hendak membuat sesuatu
yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun
dan sungai-sungai di padang belantara.
Yesaya 44:7-8
44:7 Siapakah seperti Aku?
Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya
dan membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami!
44:8 Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan
dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah
selain dari pada-Ku? Tidak ada Gunung Batu
yang lain, tidak ada Kukenal!"
Yesaya 46:9-10
46:9 Ingatlah hal-hal
yang dahulu dari sejak purbakala,
bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku,
46:10 yang memberitahukan dari mulanya
hal yang kemudian dan dari zaman
purbakala apa yang belum terlaksana,
yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai,
dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,
Yohanes 13:19
13:19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.
Kisah Para Rasul 15:18
15:18 yang telah diketahui dari sejak semula.
Kisah Para Rasul 15:1
Sidang di Yerusalem
15:1 Beberapa orang
datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara
di situ: "Jikalau kamu tidak disunat
menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa,
kamu tidak dapat diselamatkan."
Pengkhotbah 1:10-12
1:10 Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada.
1:11 Kenang-kenangan dari masa lampau
tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datangpun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Pengejaran hikmat adalah sia-sia
1:12 Aku, Pengkhotbah,
adalah raja atas Israel di Yerusalem.
Pengkhotbah 1:2
1:2 Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia
2 .
Pengkhotbah 1:1
Segala sesuatu sia-sia
1:1 Inilah perkataan Pengkhotbah,
anak Daud, raja di Yerusalem.
1 Full Life: AKU, PENGKHOTBAH ... MENYELIDIKI DENGAN HIKMAT.
Nas : Pengkh 1:12-18
Manusia sendiri tidak dapat menemukan maksud dalam hidup, demikian
pula, orang tidak dapat memakai prestasi manusia sendiri untuk memperbaiki
semua yang tampaknya salah di dunia ini (ayat Pengkh 1:15). Pemecahannya
memerlukan sesuatu yang lebih tinggi daripada hikmat, filsafat, atau
gagasan manusia. Hikmat itu adalah "dari atas" (Yak 3:17), yaitu hikmat
"yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah
disediakan Allah bagi kemuliaan kita" (1Kor 2:7).
2 Full Life: SEGALA SESUATU ADALAH SIA-SIA.
Nas : Pengkh 1:2
Ayat ini menyatakan tema kitab Pengkhotbah, yaitu bahwa seluruh
kegiatan kita di atas muka bumi ini tidak ada artinya dan tidak ada
tujuannya ketika dilakukan terlepas dari kehendak Allah, persekutuan, dan
kegiatan kasih Allah di dalam kehidupan kita. Kitab ini juga menekankan
bahwa ciptaan itu sendiri tunduk kepada kesia-siaan dan kerusakan.
- 1) Tujuan penulis ialah menghancurkan semua harapan palsu umat manusia
kepada dunia sekular semata-mata; ia ingin pembacanya melihat
kenyataan-kenyataan serius dari kejahatan, ketidakadilan, dan kematian
serta menginsafi bahwa hidup terlepas dari Allah itu sia-sia dan tidak
akan menghasilkan kebahagiaan sejati.
- 2) Pemecahan persoalan ini terdapat di dalam iman dan percaya kepada
Allah; hanya ini yang menjadikan hidup ini bermakna. Kita harus melihat
lebih jauh dari hal-hal duniawi kepada hal-hal sorgawi untuk menerima
pengharapan, sukacita, dan damai sejahtera (Pengkh 3:12-17; 8:12-13;
Pengkh 12:13-14).